Selasa, 21 Juli 2015

JULI RINDU TEBAL

KEMBANG PERADU (3)

Benar mata ini enggan tertutup
Saat fikir terjungkir akan hayal
Rasanya berat menikmati kantuk
Hayal berlari menembus akal

Tak bisakah kau sebentar jauh
Fikir ini serasa lelah memelukmu
Kau datang setiap saat tanpa jenuh
Selalu hadir diantara kembang peradu

Jemari seakan lelah melukis kata
Mewarnai hitam putih dalam kanvas usang
Pergilah hayal tak kunjung jumpa
Biar kuhirup sepi lamunan tenang

JULI 2015



AKU TAKUT

Aku tak mampu memandang mentari
Karena takut langit kan runtuh menimpaku
Aku tak mampu menunjuk mendung
Karena takut hujan kan memotong telunjukku
Aku tak mampu melihat kilat petir
Karena takut guruh memecah gendang telingaku
Aku takut menikmati kerinduan
Karena takut jumpa tak bisa menjumpaku
Aku takut
Aku takut
Aku takut
Kau menjauh dari fikirku

JULI 2015




KEMBANG PERADU (4)

Kau gemar sekali menari dalam lamunku
Seakan tanpa lelah terus mengiramakan rindu
Musikmupun alunan tarikan nafas
Harmonis memenuhi lembaran lembaran kertas
Mengisaratkan jemari untuk terus bekerja
Merubah kata menjadi sajak sederhana
Kembang peradupun kau jadikan singgahan tetap
Menyisakan isak dalam tangis ratap

JULI 2015





 Tentang  masa lalu, cinta, wanita dan kerinduan yang tersisa

Semua yang kulakukan sia sia
Membuang perasaan tak jauh beda memelihara
Jauh ia terbang semakin besar tumbuh dalam hati
Itu jelas kurasa karena engkau
Melintas setiap saat dalam lamunan semu
Menari dalam sepi menyanyi diantara rindu
Seketika pagi aku masih tak dapat menutup pandang
Karena tak henti bayangmu menggelitik malam
Kupasrahkan diriku berjalan dari ribuan imajinasi
Tentang kau masa lalu, cinta, wanita dan kerinduan yang tersisa
Tak mungkin dan tak akan pernah bisa
Ingat terlepas membuang apa yang terlewat
Kau masa lalu semu yang tak mungkin kupeluk
Tak mungkin kujamah walau sesaat sapa
Seraut wajah berbingkai selalu menemani kegilaanku
Benar itu kamu yang akan selalu ku bingkai
Ketika rindu bingkai itu yang akan menjadi penawar
Jelas semua apa yang sedang kurasa ini
Keracuan hati karena mu masa lalu
Tentang kau masa lalu, cinta, wanita dan kerinduan yang tersisa


Juli 2015 ( Rindu Tebal )



Rabu, 15 Juli 2015

Naskah Monolog : LILIN 98

Naskah Monolog
Lilin 98
Hendrik Agustian



SUARA GADUH, RICUH DAN MENCEKAM MEMENUHI RUANGAN. SUARA SUARA TERIAKAN MINTA TOLONG PUN SAYU SAYU TERDENGAR DI IRINGI ALUNAN MUSIK YANG MENCEKAM.

Bunuh... !!! iya bunuh saja... !!! hahahahaahah...... Perkosa.... !!! ambil semua barang barangnya...!!!! ya jangan sampai ada yang tesisa....!!!
Toloooong... tolong... ampun... tolong....

SUARA GADUH MENCEKAM ITU BERAHIR KETIKA MUSIK DENGAN HENTAKAN TINGGI BERAHIR DI BARENGI DENGAN MENYALANYA LAMPU PANGGUNG. TERLIHAT NAMPAK SEORANG PEREMPUAN DUDUK DI ATAS GUNDUKAN LEVEL YANG BERADA DI TENGAH TENGAH PANGGUNG, BERPAKAIAN PUTIH RUMAH SAKIT MENYANYIKAN LAGU ULANG TAHUN BEBERAPA KALI DAN MENYALAKAN LILIN DI ATAS ROTI KEMUDIAN MENIUPNYA.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday my dear
Happy birthday to you

Kenapa kalian memandangku seperti itu ? kalian fikir saya sudah tidak waras ?saya sehat dan saya tidak gila... saya masih ingat siapa nama saya... saya ling feng umurku 42 tahun., saya keturunan tionghoa.. oooh mungkin kalian menyangka saya gila karena saya duduk disitu menyanyikan lagu ulang tahun kemudian disisiku ada bingkai foto... (tertawa) kalian salah kalau menilaiku gila atau tidak waras... hanya saja saya rindu kepada yang berada dalam figura itu... mereka adalah anak dan suamiku... mereka telah di panggil Tuhan, mungkin Tuhan lebih sayang mereka jadi mereka di panggil cepat olehNya...
Sudahlah kalian jangan mengganggu kedamaian orang lain... dan jangan ikut campur permasalahan orang lain... urus saja urusan kalian sendiri.

KEMBALI KE GUNDUKAN LEVEL DAN MENYANYI LAGU ULANG TAHUN SEMBARI BERTEPUK TANGAN DAN MENYALAKAN LILIN KEMBALI. TIBA TIBA SUARA BENDA YANG DIPUKULKAN KERAS KE LANTAI TERDENGAR DAN MENGAGETKAN LING FENG.

Siapa itu?! (mencari) beraninya mengganggu ketenangan ku... sini kalau kau mau ikut merayakan ulang tahun anak ku... dasar orang tidak waras!!!



BERDIRI DI TENGAH PANGGUNG MENATAP KOSONG KE DEPAN, KANAN DAN KIRI.

Apa? Kalian bertanya kenapa keluarga saya meninggal? Untuk apa? Barusan kan saya sudah bilang urus saja urusan kalian... dasar pengganggu...

BERBALIK BADAN HENDAK MENUJU LILIN

Kenapa? Kalau saya tidak bercerita kalian akan benar benar menganggapku gila? Terus keuntungan kalian ketika mendengar cerita saya apa? Saya bukan pencerita yang baik dan saya bukan pendongeng yang sekali mendongeng bisa dibayar mahal... kalian masih ingin tetap mendengar cerita saya? (melenguh) baiklah saya akan menceritakan kenapa saya bisa seperti ini dan berada disini... kalian diam yang tenang dan dengarkan saya akan mulai bercerita....
Sekali lagi ingat saya bukan pencerita yang baik dan bukan pendongeng, tapi saya akan berbagi sedikit cerita kelam keluarga saya pada kalian... kami keluarga kecil yang bahagia walau hidup pas pasan tapi kami bahagia, apalagi setelah kelahiran putri kita... hidup kita seakan sempurna... suamiku orang yang baik mempunyai banyak teman dan pandai bergaul... rumah kita sering sekali kedatangan teman teman suamiku... karena untuku dan suamiku kebahagian terindah adalah disaat kita memiliki banyak sahabat yang mempercayai kita... kita keluarga turunan tionghoa adalah kaum minoritas di negara ini... selalu saja kami di lecehkan dan di pandang sebelah mata... tapi suamiku pandai bergaul dan memiliki banyak teman...

Tapi disinilah semua malapetaka itu dimulai... ( melamun dan menangis ), sebentar biar saya menangis dulu.... baiklah akan saya lanjutkan cerita ini... minggu 03 mei 1998 adalah moment yang tidak akan dilupakan oleh keturunan tionghoa dinegri ini... krisis moneter yang mejerat memaksa provokator dan mahasiswa turun kejalan untuk berdemonstrasi kan atas kebijakan kebijakan pemerintah yang dinilai sangat merugikan rakyat... ibu kota kacau... kerusuhan dimana mana... penjarahan, pembakaran dan tindak kejahatan lainnya sudah tidak bisa di bendung...

LING FENG KETAKUTAN KARENA SUARA GADUH KEMBALI TERDENGAR KEMUDIAN LINGFENG BERTINDAK SEPERTI ORANG GILA, MENGAMUK DAN BERTERIAK KERAS.

Bunuh... !!! iya bunuh saja... !!! hahahahaahah...... Perkosa.... !!! ambil semua barang barangnya...!!!! ya jangan sampai ada yang tesisa....!!!
Toloooong... tolong... ampun... tolong....

SUDAH HENTIKAN BRENGSEK!!! SUARA ITU MENGGANGGUKU BIADAB!!! JAHANAM!!! Kenapa kami yang tidak tahu apa apa harus jadi korban... kami tidak tahu apa apa dan kami tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di negara ini... kenapa kami yang harus jadi korban? Karena kami kaum minoritas? Apa salah kami? (menangis, suasana sunyi)... harusnya ini perang antara rakyat sipil dan pemerintah... kenapa kami yang menjadi korban.... kalian masih ingat tragedi itu... kamu...?! kamu?! Kamu?! Masih ingat tragedi mei 98 yang menewaskan banyak turunan tionghoa? Masih ingat kalian? Saya salah satu korbannya... keluarga saya salah satu korbannya...



TERSUNGKUR DAN MENANGIS

Rumah, toko, perusahaan dan aset milik kaum tionghoa dibakar dan di jarah... kenapa?! Dimana para aparat kala itu... DIMANA?! Saat semua terjadi mereka dimana ? malah sampai lebih parah lagi adalah kaum tionghoa di perkosa, dianiyaya, dan pelecehan terhadap etnis kami... lebih parah nya lagi perusakan alat kelamin dan bagian tubuh lainnya di mutilasi bahkan dibakar hidup hidup... dimana aparat kala itu DIMANA?! Disitu keluarga kecilku salah satu korbannya... suamiku di bantai karena berusaha menolongku yang akan diperkosa oleh orang orang biadab dan... dan... dan... ( menangis keras ) anak saya yang saat itu berulang tahun menjadi korban anak ku di bunuh, padahal dia masih sangat kecil belum tahu apa apa.... setelah itu mereka beramai ramai memperkosa ku bergantian seperti binatang... aku hanya bisa berteriak, menangis dengan apa yang sudah terjadi dan menimpa kepada saya dan keluarga saya... saya melihat tubuh suamiku sudah tak berbentuk.... dan anak ku sudah tak bernyawa... tangan kanannya terlepas dari tubuhnya... dan penuh luka tusukan pada perutnya, darah dimana mana... kenapa? Kenapa ? kenapa harus kita? BANGSAT!!!

MEMANDANGI SATU PERSATU SUDUT DARI KANAN SAMPAI KIRI

Sekarang kalian tahu... kenapa saya seperti ini... 78 perempuan tionghoa tercatat telah diperkosa, 85 orang mengalami kekerasan seksual, 1.217 oarang meninggal, 1190 diantaranya dibakar, 91 orang luka parah, 31 orang hilang, 70.000 keturunan tionghoa memutuskan pergi meninggalkan negri ini.... banyak diluar sana yang bernasib baik masih diberi hidup sampai sekarang mengalami gangguan pisikologis gangguan mental sampai ada yang berahir bunuh diri... karena kelamnya tragedi mei 98 itu... tapi semua sudah terjadi, semua sudah menjadi kenangan kelam... biar semua menjadi renungan kita bersama... kalian sudah puas dengan kisah menyedihkan ku ini?! Jadi jangan mengganggu saya merayakan ulang tahun anak tercinta ku yang sudah tiada... tapi ada satu pertanyaan yang harus kalian jawab dan negri ini jawab... kenapa harus kami? Kenapa harus keturunan cina? JAWAB!!!! KENAPA?! Sudahlah diam kalian semua jangan berisik... ya seperti itu tenang... biar saya bisa berdoa dengan khusuk untuk anak dan suamiku... ssssttt !!!!

KEMBALI KE ARAH ROTI DAN LILIN MEMELUK FIGURA DAN MENYANYIKAN LAGU ULANG TAHUN BEBERAPA KALI SAMPAI LAMPU PANGGUNG PERLAHAN REDUP DAN MATI.

SELESAI

Cilamaya Wetan, 22 Mei 2015

Mengenang kelamnya Jakarta 13-15 Mei 98 ( Etnis Tionghoa ) 

Senin, 13 Juli 2015

NASKAH MONOLOG : KORBAN JAMAN


NASKAH MONOLOG
Korban Jaman
Oleh : Hendrik Agustian

Nampak suasana sunyi gelap hanya ada satu cahaya lampu rumah yang menghiasi panggung. Terlihat muka murung seorang WANITA dengan pakaian kusam menggendong sebuah BONEKA, bolak balik dengan muka penuh hayalan. Kemudian duduk ditengah panggung memandangi bONEKA sambil mengusapnya. Dia mulai berbicara dengan bONEKA ITU.

Sariti        : hey…. Apa kamu tahu kapan dia pulang,,,,? Apa ? kamu kurang tahu,,, masa kamu kan teman dia…. Setiap hari sebelum dia tidur pasti kamu yang menemani. Apa ? iya kan kamu yang lebih tahu tentang dia…. Iya saya akui saya istrinya tapi entahlah….

Kembali bolak balik tak tentu tujuan, kemudian duduk di kursi teras rumahnya. Dia melanjutkan berbicara dengan boneka itu.

Sariti        : iya…. Saya tahu memang kewajiban saya harus tahu tentang dia… tapi entahlah malah bingung aku di buatnya… sudah 3 tahun dia tidak pulang… kemana? Loh kamu pasti tahu kemana dia pergi kan, jangan berpura – pura tidak tahu lah… coba lihat... mereka juga pasti tahu.. benarkan kalian tahu dimana suamiku… hey iya kamu… tahu kan ?

Tidur di atas kursi sambil memeluk bONEKA itu.

Sariti        : sayang kapan kamu pulang? Rasa rindu ini sudah tak mampu lagi kutahan.

Tiba – tiba terdengar seperti Voice menyanyikan reff dari lagu kangen dewa 19

Sariti        : woooy… berisik… aneh ga tahu orang lagi rindu berat kaya gini ( terbangun dan berdiri ) sayang pulang… apa?  (Sambil memandangi boneka) salah ku? Dimana salahku? Hey dengar ya ini bukan salah ku… iya…iya saya tahu dia pergi karena ijinku… apa? Bukan itu… karena pekerjaan dia disini? Hey dengar ya ( membentak boneka ) memang pekerjaannya tidaklah seperti orang lain… dia hanya kuli yang upahnya hanya cukup untuk makan… tapi walau kuli itu kerjaan yang halal ko… dan aku terima karena aku cinta dengannya…. dari awal sudah kukatakan jangan ikut-ikut jaman yang malah membuat kita saling sirik sirikan dan membuat fikir menjadi tak karuan… kalau kamu mau tahu itu yang menyebabkan dia pergi menjadi TKI di negeri orang… karena melihat teman2nya sukses bisa beli rumah dan segalanya tapi dia ga pernah mikir… anak siapa yang ngurus? Banyak bukti contohnya anak terlantar jadi tak karuan, ada yang mabok, judi sampai ekstasi malah sampai hamil diluar nikah… kenapa ?!! lagi2 saya yang disalahkan… peran seorang istri memang berbakti kepada suaminya disisi ain aku seorang ibu, anak – anak aku yang urus… tapi tanpa peran seorang ayah disamping mereka tetap saja tidak akan pernah menemukan kesempurnaan dalam mendidik anak…. Masih saja kau menyangka, menyudutkanku bahwa aku yang salah… Arrrrrrgh…

Melempar boneka itu dan kembali terduduk kesal… terdengar lagi suara Voice meneriakan nyanyian sindiran…

                   “ GODONG JATI GODONG BRARAK SARITI SOAK
                     NUMPAK TAKSI NUMPAK SEDAN SARITI EDAN “

Sariti        : woooy berisik kalian… ( tidur di kursi )

Kemudian menghampiri boneka yang dilemparnya

Sariti        : sakit ya…? Maaf ya…? ( sambil mengusap usap boneka ) yasudah sini akan kuceritakan semua  kisah ku kepada mu… kisah ini ku beri judul korban jaman. Dengarkan ya? Duduk disini.. kisah ini berawal ketika aku bertemu seorang lelaki tampan yang membuat ku degdegan saat melihatnya. mungkin dialah pemuda tertampan  yang pernah kutemui. Namanya ahmad … awalnya aku malu-malu.. tapi karena usaha keras ahmad dia beranikan diri untuk mengutarakan perasaannya padaku… aku duduk berdua ku tatap matanya lalu dia utarakan maksud hatinya kepadaku. Mau tidak kamu jadi pacarku…? Kamu tahu aku jawab apa? aku jawab iya dengan sedikit malu - malu… hahahaha bahagia sekali aku kala itu… akhirnya kita bernyanyi ..... lagunya ini duh siapa ya… pokoknya kaya ginilah reffnya…

Dengan keras dia menyanyikan lagu cinta… setelah usai menyanyi suara Voice kembali lagi terdengar.. “ cie… cie… pacaran nieh…”

Sariti        : hus jangan keras-keras malu tau… hehehe…. Setelah sekian lama kita merajut kisah yang begitu indah… ahirnya ahmad melamarku…. ( tersipu malu ) { padus : Cie…cie.. } husssst…. Malu jangan digituin…. Akhirnya kita menikah dan di karuniai 2 orang anak lelaki yang lucu… hidup kita sempurna….

SARITI BERANJAK DARI DUDUKNYA DAN MULAI MENARI BALET… SAMPAI LAGU ITU SELESAI DIA TERDUDUK LEMAS TERKULAI DI HALAMAN.

Sariti        : tapi disinilah awal dari kehancuranku dan keluargaku… ketika suamiku tercinta tergiur akan zaman yang mampu menggelapkan pikiran. Bundha… katanya… apa kita akan selalu hidup seperti ini? Kataku… “ ya ini kan sudah di gariskan Tuhan kepada kita... ya toh bersyukur ayah… tapi bundha… ayah pengen kaya si supri berangkat ke Taiwan 3 tahun sudah punya segalanya, si marwan berangkat ke abudabi kerja disana 3 tahun sudah punya semua. Hidup mereka seakan serba tercukupi... Apa ayah tidak bisa seperti mereka…kata suamiku… aku menjawab,,, ayah bundha sudah bahagia hidup seperti ini mempunyai suami yang bertanggung jawab dan anak-anak yang lucu ( sambil menggendong boneka ) apa ayah mau ninggalin bundha sendirian mengurus anak – anak disini?.... tapi bu ini demi masa depan kita, untuk anak-anak kita…. Pokoknya ayah tetap akan berangkat, ayah sudah bosan hidup seperti ini bun…. AAAAYAAAAH kalau itu sudah keputusan ayah silahkan. // ahirnya suamiku pergi bekerja ke Malaysia.

TERMENUNG MENUNDUKAN KEPALA SAMBIL MENGGIGIT SARUNG YANG DI KENAKANNYA.. padus : lanjutin wuy ceritanya

Sariti        : sebentar CEREWET ( membentak ) awalnya semenjak kepergian dia satu sampai 6 bulan hidup kita tercukupi… tapi setelah 1 tahun tidak ada kabar dari ahmad… aku khawatir dan mencari kabar… RT… kelurahan… sampai kecamatan… tidak ada kabar… sampai pada saat dimana ada berita bahwa suami ku meninggal karena di aniyaya majikannya dengan sebab suamiku di tuduh mencuri… akhirnya ia di bunuh dan sampai saat ini semua tidak tahu dimana mayat suamiku berada. Aku berteriak… marah…. Kecewa…. Dan pasrah… AYAAAH… APA BUNDHA BILANG JANGAN PERGI.. INI KORBAN JAMAN… INI KORBAN JAMAN… JAMAN EDAN… EDAN…. EEEEEEDAAAAAAAAAAAAAN…..
TERMENUNG MENUNDUKAN KEPALA KEMBALI SAMBIL TERDENGAR SUARA ISAKAN TANGIS YANG RINTIH …

Sariti        : setelah kematian suamiku hidup keluargaku entah seprti apa… anak-anak ku tak terurus. Aku hanya bisa menyesali semua ini… sampai tiba malam dimana fikiran sehat ku di selimuti bisikan syetan…
Voice       : sudah ahiri saja penderitaan anak-anak mu sariti… bunuh mereka… ( sariti ketakutan )
Sariti      : disitulah dimana setan berhasil membujuk ku dan ku putuskan untuk membunuh anak – anak ku demi terhapusnya penderitaan mereka… disaat mereka tertidur lelap, aku mengendap-endap masuk mendekati mereka…. Yang satu berhasil ku tikam dan yang satunya berteriak… “jangan bu jangan bu” aku tak memperdulikan teriakannya itu... aku mencekik dan ku potong – potong bagian tubuh mereka…. Sambil kunyanyikan lagu Indonesia raya ( memutilasi boneka sambil menyanyi tersendak karena isak tangisnya )

Setelah selesai memutilasi boneka sariti terduduk memandangi boneka sambil menangis….
VOICE :   kenapa harus Indonesia raya lagunya, bukan LAGU GALAU ATAU LAGU CENGENG SAJA. kan jadi ga asik tahu...

Sariti        : hey kalian dari tadi menggangguku lebih baik kalian diam atau saya bunuh kalian… kalian juga… kenapa harus Indonesia raya… disitu saya kecewa.. itu bentuk kekecewaanku… kenapa di Negara tercinta ku ini, belum ada lapangan pekerjaan yang sedikit menjamin kehidupan orang miskin seperti kita…. Kenapa…. Kenapa… Negara yang setiap hari senin kita naikan bendera untuk menghormati dan menjujung tinggi kemerdekaanya… ini yang dinamakan merdeka… merdeka dari mana?

terkulai dan menangis dan menangis

Sariti        : selamat jalan suami ku sang pejuang devisa,,, semoga tenang anak-anak ku… sekarang giliranku menyusul kalian…

AKHIRNYA SARITI MENGAHIRI HIDUPNYA DENGAN MENUSUK PISAU KE PERUTNYA DAN MENGAHIRI KISAH INI…


Padus       : bernyanyi 

HUNTING RAMADHAN ( Talent : Wiwin Agustin )










MEI YANG TERCECER

KEMBANG PERADU (1)
Angin menyapa jalan malam hayalan
Meraba imaji memaksa untuk bermimpi
Tentang siapa yang pernah singgah
Hadir walau sekejap datang
Pulang ditelan kabut impian
Sepasang bola mata yang mempermainkanku
Menarik ingin menjadi gurat hasrat
Bibir kecil dengan senyum manis
Menerangi dalam mimpi dimalam bengis
Peluk aku
Dekaplah aku
Kita kembali bercumbu
Walau hanya kembang peradu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian


MIMPI YANG MENGIGAU
Siapa itu
Kenapa kau datang dengan membalikan paras
Siapa itu
Menampakan raut yang jelas tapi samar
Kau kah itu
Diam seribu bahasa itu yang kau bisa
Benar itu kamu
Ya benar itu memang kamu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian

  

KEMBANG
Aku memanggilmu kembang
Beribu keindahan ada pada kelopaknya
Terlihat tegar saat tangkai kugenggam
Tapi rapuh saat dipaksa ku petik

Aku menyebutmu kembang
Indah terlihat warna kelopaknya
Terlihat segar saat di dekat
Tapi kering saat kutinggalkan

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian

KEMBANG PERADU (2)
Pada kembang peradu aku menaruh harap
Datangkan lah dia walau hanya bayang
Tak perlu lama cukup sesaat
Berikan kesempatan untuk ku berucap
Bagai mana kabarmu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian


DIANTARA DOA

Aku berlari ke arah yang salah
Mengejar sesuatu yang ku tak tahu
Aku memeluk tubuh tak berbentuk
Mencumbu hayalan dari sang lamunan

Aku sadar aku mulai merasa gila
Menampakan sesuatu yang tak nyata
Aku kalut dengan rasa kesepian
Hanya bercumbu dengan lamunan ku

Diantara doa aku memanggilmu
Diantara doa aku robek kesepianku
Diantara doa aku sulam asa ku
Diantara doa aku mengharapmu kembali
Padaku

( Mei 2015 )

-          Hendrik Agstian 

Rabu, 08 Juli 2015

AKU DAN REMBULAN DI PADANG PENANTIAN

AKU DAN REMBULAN DI PADANG PENANTIAN

Mentari bergeser menuju peraduan
Kala itu langit merah terlihat indah
Aku masih berdiri di padang diantara ilalang
Menanti keajaiban rembulan turun menyapa
Diantara ilalang yang menari kulihat keindahan menghampiri
Dialah rembulan

( Aku )
Bagai mana kabarmu rembulan
Sudah lama aku tak melihat keanggunanmu
Senyum yang kau bingkai dalam figura madu
Masih kusimpan dalam toples ingatanku

( Rembulan )
Kau masih mengingatku
Banyak yang terbuang terbawa waktu
Terbang terkikis alur yang terus berjalan
Tapi tak sedikitpun kau terlihat

( Aku )
Aku tenggelam dalam danau sesal
Bukanya kau tahu aku tak pandai berenang
Berenang dalam kolam perasaanmu saja ku tak bisa
Apalagi berenang di danau peyesalan.

( Rembulan )
Kau masih saja seperti dulu
Anggun dalam tutur menyanyikannya dengan sastra indah
Itu yang membuatku terjerat dalam lumpur hisap cintamu

( Aku )
Aku ingin tetap seperti yang kau kenal rembulan
Aku tak ingin kau memalingkan wajah karna kau tak mengenalku

( Rembulan )
Aku selalu menantimu di padang ilalang
Kuhabiskan waktu dalam dekapan padang
Tapi kau tak kunjung datang

( Aku )
Aku bimbang,
Terjerat akan harum kembang aku melupakanmu rembulan
Aku tenggelam dalam telaga penyesalan
Aku tak pantas berdiri dipadang diantara ilalang

( Rembulan )
Kemudian aku berlari diantara ilalang karna kau tak kunjung datang
Tak pernah ku kembali menatap masa lalu terbuang

( Aku )
Ketika kau tak kembali, aku disini
Berdiri diantara ilalang menikmati elusan angin yang terus bernyanyi
Menyanyikan simponi keindahan yang tenggelam dalam asmara

( Rembulan )
Sekarang aku disini,
Berdiri diantara ilalang bersamamu

( Aku )
Kenapa? Kenapa kau berdiri diantara ilalang sementara dulu kau ku buang

( Rembulan )
Ilalang yang terus kau ajak bicara
Angin yang kau ajak bermain
Menyapaku dalam kesendirian
Kau merindukan ku
Selalu merindukanku, kemudian aku disini.

( Aku )
Aku terduduk merunduk karena mu rembulan
Kau terus terbayang diantara ilalang
Kemudian hilang terbang

( Rembulan )
Jangan pernah kau menunduk karenaku
Tegaklah bagai gunung menopang hamparan langit
Lihat dirimu !, berantakan diantara kalut penuh kerut

( Aku )
Aku menunduk karena tak kuasa
Ketika kau menhilang diantara putik ilalang
Terbang bersama putik dihempas lembutnya angin di hamparan
Sementara aku terduduk diantara ilalang memandangimu terbang,

( Rembulan )
Tapi sekarang aku disini diantara ilalang
Kembanglah yang kau pilih bukan rembulan
Genggamlah kembang itu
Kecup dan cium harumnya
Aku hanya rembulan yang tak mungkin kau mampu untuk menggapai

( Aku )
Satu tanya padamu rembulan
Kenapa kau berdiri diantara ilalang bersamaku sekarang

( Rembulan )
Rasaku masih rasa silam
Tak kan hilang tergores pedang
Kusimpan dalam relung terdalam
Yakinlah rembulanmu masih sama rembulanmu yang silam

Rembulanpun perlahan hilang diantara ilalang di padang penantian



Juni 2015 ( air mata juni )