Senin, 13 Juli 2015

MEI YANG TERCECER

KEMBANG PERADU (1)
Angin menyapa jalan malam hayalan
Meraba imaji memaksa untuk bermimpi
Tentang siapa yang pernah singgah
Hadir walau sekejap datang
Pulang ditelan kabut impian
Sepasang bola mata yang mempermainkanku
Menarik ingin menjadi gurat hasrat
Bibir kecil dengan senyum manis
Menerangi dalam mimpi dimalam bengis
Peluk aku
Dekaplah aku
Kita kembali bercumbu
Walau hanya kembang peradu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian


MIMPI YANG MENGIGAU
Siapa itu
Kenapa kau datang dengan membalikan paras
Siapa itu
Menampakan raut yang jelas tapi samar
Kau kah itu
Diam seribu bahasa itu yang kau bisa
Benar itu kamu
Ya benar itu memang kamu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian

  

KEMBANG
Aku memanggilmu kembang
Beribu keindahan ada pada kelopaknya
Terlihat tegar saat tangkai kugenggam
Tapi rapuh saat dipaksa ku petik

Aku menyebutmu kembang
Indah terlihat warna kelopaknya
Terlihat segar saat di dekat
Tapi kering saat kutinggalkan

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian

KEMBANG PERADU (2)
Pada kembang peradu aku menaruh harap
Datangkan lah dia walau hanya bayang
Tak perlu lama cukup sesaat
Berikan kesempatan untuk ku berucap
Bagai mana kabarmu

( Mei 2015 )
-          Hendrik Agustian


DIANTARA DOA

Aku berlari ke arah yang salah
Mengejar sesuatu yang ku tak tahu
Aku memeluk tubuh tak berbentuk
Mencumbu hayalan dari sang lamunan

Aku sadar aku mulai merasa gila
Menampakan sesuatu yang tak nyata
Aku kalut dengan rasa kesepian
Hanya bercumbu dengan lamunan ku

Diantara doa aku memanggilmu
Diantara doa aku robek kesepianku
Diantara doa aku sulam asa ku
Diantara doa aku mengharapmu kembali
Padaku

( Mei 2015 )

-          Hendrik Agstian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar