AKU DAN REMBULAN DI PADANG PENANTIAN
Mentari
bergeser menuju peraduan
Kala itu
langit merah terlihat indah
Aku masih
berdiri di padang diantara ilalang
Menanti
keajaiban rembulan turun menyapa
Diantara
ilalang yang menari kulihat keindahan menghampiri
Dialah
rembulan
( Aku )
Bagai mana
kabarmu rembulan
Sudah lama
aku tak melihat keanggunanmu
Senyum yang
kau bingkai dalam figura madu
Masih
kusimpan dalam toples ingatanku
( Rembulan
)
Kau masih
mengingatku
Banyak yang
terbuang terbawa waktu
Terbang terkikis
alur yang terus berjalan
Tapi tak
sedikitpun kau terlihat
( Aku )
Aku
tenggelam dalam danau sesal
Bukanya kau
tahu aku tak pandai berenang
Berenang
dalam kolam perasaanmu saja ku tak bisa
Apalagi
berenang di danau peyesalan.
( Rembulan
)
Kau masih
saja seperti dulu
Anggun dalam
tutur menyanyikannya dengan sastra indah
Itu yang
membuatku terjerat dalam lumpur hisap cintamu
( Aku )
Aku ingin
tetap seperti yang kau kenal rembulan
Aku tak
ingin kau memalingkan wajah karna kau tak mengenalku
( Rembulan
)
Aku selalu
menantimu di padang ilalang
Kuhabiskan
waktu dalam dekapan padang
Tapi kau tak
kunjung datang
( Aku )
Aku bimbang,
Terjerat
akan harum kembang aku melupakanmu rembulan
Aku tenggelam
dalam telaga penyesalan
Aku tak
pantas berdiri dipadang diantara ilalang
( Rembulan
)
Kemudian aku
berlari diantara ilalang karna kau tak kunjung datang
Tak pernah
ku kembali menatap masa lalu terbuang
( Aku )
Ketika kau
tak kembali, aku disini
Berdiri
diantara ilalang menikmati elusan angin yang terus bernyanyi
Menyanyikan
simponi keindahan yang tenggelam dalam asmara
( Rembulan
)
Sekarang aku
disini,
Berdiri
diantara ilalang bersamamu
( Aku )
Kenapa?
Kenapa kau berdiri diantara ilalang sementara dulu kau ku buang
( Rembulan
)
Ilalang yang
terus kau ajak bicara
Angin yang
kau ajak bermain
Menyapaku
dalam kesendirian
Kau merindukan
ku
Selalu
merindukanku, kemudian aku disini.
( Aku )
Aku terduduk
merunduk karena mu rembulan
Kau terus
terbayang diantara ilalang
Kemudian
hilang terbang
( Rembulan
)
Jangan
pernah kau menunduk karenaku
Tegaklah
bagai gunung menopang hamparan langit
Lihat dirimu
!, berantakan diantara kalut penuh kerut
( Aku )
Aku menunduk
karena tak kuasa
Ketika kau
menhilang diantara putik ilalang
Terbang
bersama putik dihempas lembutnya angin di hamparan
Sementara
aku terduduk diantara ilalang memandangimu terbang,
( Rembulan
)
Tapi sekarang
aku disini diantara ilalang
Kembanglah
yang kau pilih bukan rembulan
Genggamlah
kembang itu
Kecup dan
cium harumnya
Aku hanya
rembulan yang tak mungkin kau mampu untuk menggapai
( Aku )
Satu tanya
padamu rembulan
Kenapa kau
berdiri diantara ilalang bersamaku sekarang
( Rembulan
)
Rasaku masih
rasa silam
Tak kan
hilang tergores pedang
Kusimpan
dalam relung terdalam
Yakinlah
rembulanmu masih sama rembulanmu yang silam
Rembulanpun
perlahan hilang diantara ilalang di padang penantian
Juni 2015 (
air mata juni )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar