Rabu, 08 Juli 2015

AKU DAN REMBULAN DI PADANG PENANTIAN

AKU DAN REMBULAN DI PADANG PENANTIAN

Mentari bergeser menuju peraduan
Kala itu langit merah terlihat indah
Aku masih berdiri di padang diantara ilalang
Menanti keajaiban rembulan turun menyapa
Diantara ilalang yang menari kulihat keindahan menghampiri
Dialah rembulan

( Aku )
Bagai mana kabarmu rembulan
Sudah lama aku tak melihat keanggunanmu
Senyum yang kau bingkai dalam figura madu
Masih kusimpan dalam toples ingatanku

( Rembulan )
Kau masih mengingatku
Banyak yang terbuang terbawa waktu
Terbang terkikis alur yang terus berjalan
Tapi tak sedikitpun kau terlihat

( Aku )
Aku tenggelam dalam danau sesal
Bukanya kau tahu aku tak pandai berenang
Berenang dalam kolam perasaanmu saja ku tak bisa
Apalagi berenang di danau peyesalan.

( Rembulan )
Kau masih saja seperti dulu
Anggun dalam tutur menyanyikannya dengan sastra indah
Itu yang membuatku terjerat dalam lumpur hisap cintamu

( Aku )
Aku ingin tetap seperti yang kau kenal rembulan
Aku tak ingin kau memalingkan wajah karna kau tak mengenalku

( Rembulan )
Aku selalu menantimu di padang ilalang
Kuhabiskan waktu dalam dekapan padang
Tapi kau tak kunjung datang

( Aku )
Aku bimbang,
Terjerat akan harum kembang aku melupakanmu rembulan
Aku tenggelam dalam telaga penyesalan
Aku tak pantas berdiri dipadang diantara ilalang

( Rembulan )
Kemudian aku berlari diantara ilalang karna kau tak kunjung datang
Tak pernah ku kembali menatap masa lalu terbuang

( Aku )
Ketika kau tak kembali, aku disini
Berdiri diantara ilalang menikmati elusan angin yang terus bernyanyi
Menyanyikan simponi keindahan yang tenggelam dalam asmara

( Rembulan )
Sekarang aku disini,
Berdiri diantara ilalang bersamamu

( Aku )
Kenapa? Kenapa kau berdiri diantara ilalang sementara dulu kau ku buang

( Rembulan )
Ilalang yang terus kau ajak bicara
Angin yang kau ajak bermain
Menyapaku dalam kesendirian
Kau merindukan ku
Selalu merindukanku, kemudian aku disini.

( Aku )
Aku terduduk merunduk karena mu rembulan
Kau terus terbayang diantara ilalang
Kemudian hilang terbang

( Rembulan )
Jangan pernah kau menunduk karenaku
Tegaklah bagai gunung menopang hamparan langit
Lihat dirimu !, berantakan diantara kalut penuh kerut

( Aku )
Aku menunduk karena tak kuasa
Ketika kau menhilang diantara putik ilalang
Terbang bersama putik dihempas lembutnya angin di hamparan
Sementara aku terduduk diantara ilalang memandangimu terbang,

( Rembulan )
Tapi sekarang aku disini diantara ilalang
Kembanglah yang kau pilih bukan rembulan
Genggamlah kembang itu
Kecup dan cium harumnya
Aku hanya rembulan yang tak mungkin kau mampu untuk menggapai

( Aku )
Satu tanya padamu rembulan
Kenapa kau berdiri diantara ilalang bersamaku sekarang

( Rembulan )
Rasaku masih rasa silam
Tak kan hilang tergores pedang
Kusimpan dalam relung terdalam
Yakinlah rembulanmu masih sama rembulanmu yang silam

Rembulanpun perlahan hilang diantara ilalang di padang penantian



Juni 2015 ( air mata juni )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar