NASKAH
MONOLOG
Korban
Jaman
Oleh
: Hendrik Agustian
Nampak suasana sunyi gelap hanya ada satu
cahaya lampu rumah yang menghiasi panggung. Terlihat muka murung seorang WANITA
dengan pakaian kusam menggendong sebuah BONEKA, bolak balik dengan muka penuh hayalan. Kemudian
duduk ditengah panggung memandangi bONEKA sambil mengusapnya. Dia mulai berbicara dengan bONEKA ITU.
Sariti : hey…. Apa kamu tahu
kapan dia pulang,,,,? Apa ? kamu kurang tahu,,, masa kamu kan teman dia….
Setiap hari sebelum dia tidur pasti kamu yang menemani. Apa ? iya kan kamu yang
lebih tahu tentang dia…. Iya saya akui saya istrinya tapi entahlah….
Kembali bolak balik tak tentu tujuan, kemudian
duduk di kursi teras rumahnya. Dia melanjutkan berbicara dengan boneka itu.
Sariti : iya…. Saya tahu
memang kewajiban saya harus tahu tentang dia… tapi entahlah malah bingung aku
di buatnya… sudah 3 tahun dia tidak pulang… kemana? Loh kamu pasti tahu kemana
dia pergi kan, jangan berpura – pura tidak tahu lah… coba lihat...
mereka juga pasti tahu.. benarkan kalian tahu dimana suamiku… hey iya kamu… tahu kan ?
Tidur di atas kursi sambil memeluk bONEKA itu.
Sariti : sayang kapan kamu
pulang? Rasa rindu ini sudah tak mampu lagi kutahan.
Tiba – tiba terdengar seperti Voice menyanyikan reff dari
lagu kangen dewa 19
Sariti : woooy… berisik…
aneh ga tahu orang lagi rindu berat kaya gini ( terbangun dan berdiri ) sayang
pulang… apa? (Sambil memandangi boneka)
salah ku? Dimana salahku? Hey dengar ya ini bukan salah ku… iya…iya saya tahu
dia pergi karena ijinku… apa? Bukan itu… karena pekerjaan dia disini? Hey
dengar ya ( membentak boneka ) memang pekerjaannya tidaklah seperti orang lain…
dia hanya kuli yang upahnya hanya cukup untuk makan… tapi walau kuli itu
kerjaan yang halal ko… dan aku terima karena aku cinta dengannya…. dari awal
sudah kukatakan jangan ikut-ikut jaman yang malah membuat kita saling sirik
sirikan dan membuat fikir menjadi tak karuan… kalau kamu mau tahu itu yang menyebabkan
dia pergi menjadi TKI di negeri orang… karena melihat teman2nya sukses bisa
beli rumah dan segalanya tapi dia ga pernah mikir… anak siapa yang ngurus?
Banyak bukti contohnya anak terlantar jadi tak karuan, ada yang
mabok, judi sampai ekstasi malah sampai hamil diluar nikah…
kenapa ?!!
lagi2 saya yang disalahkan… peran seorang istri memang berbakti kepada suaminya
disisi ain aku seorang ibu, anak – anak aku yang urus… tapi tanpa
peran seorang ayah disamping mereka tetap saja tidak akan pernah
menemukan kesempurnaan dalam mendidik anak…. Masih saja kau menyangka,
menyudutkanku bahwa aku yang salah… Arrrrrrgh…
Melempar boneka itu dan kembali terduduk
kesal… terdengar lagi suara Voice meneriakan nyanyian sindiran…
“ GODONG JATI GODONG BRARAK
SARITI SOAK
NUMPAK TAKSI NUMPAK SEDAN SARITI EDAN “
Sariti : woooy berisik
kalian… ( tidur di kursi )
Kemudian menghampiri boneka yang dilemparnya
Sariti : sakit ya…? Maaf
ya…? ( sambil mengusap usap boneka ) yasudah sini akan kuceritakan semua kisah ku kepada mu… kisah ini ku beri judul korban
jaman. Dengarkan ya? Duduk disini.. kisah ini berawal ketika aku bertemu
seorang lelaki tampan yang membuat ku degdegan saat melihatnya. mungkin dialah
pemuda tertampan yang pernah kutemui. Namanya ahmad … awalnya aku malu-malu.. tapi karena usaha keras
ahmad dia beranikan diri untuk mengutarakan perasaannya padaku… aku duduk
berdua ku tatap matanya lalu dia utarakan maksud hatinya
kepadaku. Mau tidak kamu jadi pacarku…? Kamu tahu aku jawab apa? aku jawab iya
dengan sedikit malu - malu… hahahaha bahagia sekali aku kala itu… akhirnya kita
bernyanyi ..... lagunya ini duh siapa ya… pokoknya kaya ginilah reffnya…
Dengan keras dia menyanyikan lagu cinta…
setelah usai menyanyi suara Voice kembali lagi terdengar.. “ cie… cie… pacaran nieh…”
Sariti : hus jangan
keras-keras malu tau… hehehe…. Setelah sekian lama kita merajut kisah yang begitu
indah… ahirnya ahmad melamarku…. ( tersipu malu ) { padus : Cie…cie.. }
husssst…. Malu jangan digituin…. Akhirnya kita menikah dan di karuniai 2 orang
anak lelaki yang lucu… hidup kita sempurna….
SARITI BERANJAK DARI DUDUKNYA DAN MULAI MENARI BALET… SAMPAI LAGU
ITU SELESAI DIA TERDUDUK LEMAS TERKULAI DI HALAMAN.
Sariti : tapi disinilah awal
dari kehancuranku dan keluargaku… ketika suamiku tercinta tergiur akan zaman
yang mampu menggelapkan pikiran. Bundha… katanya… apa kita akan selalu hidup seperti
ini? Kataku… “ ya ini kan sudah di gariskan Tuhan kepada kita...
ya toh bersyukur ayah…” tapi bundha… ayah pengen kaya si supri berangkat ke Taiwan 3
tahun sudah punya segalanya, si marwan berangkat ke abudabi kerja disana 3
tahun sudah punya semua. Hidup mereka
seakan serba tercukupi... Apa ayah tidak bisa seperti mereka…kata suamiku… aku
menjawab,,, ayah bundha sudah bahagia hidup seperti ini mempunyai suami yang
bertanggung jawab dan anak-anak yang lucu ( sambil menggendong boneka ) apa
ayah mau ninggalin bundha sendirian mengurus anak – anak disini?.... tapi bu ini demi masa depan kita, untuk
anak-anak kita…. Pokoknya ayah tetap akan berangkat, ayah sudah bosan hidup seperti ini bun…. AAAAYAAAAH kalau itu sudah keputusan ayah silahkan. // ahirnya
suamiku pergi bekerja ke Malaysia.
TERMENUNG MENUNDUKAN KEPALA SAMBIL MENGGIGIT
SARUNG YANG DI KENAKANNYA.. padus : lanjutin wuy ceritanya
Sariti : sebentar CEREWET ( membentak ) awalnya
semenjak kepergian dia satu sampai 6 bulan hidup kita tercukupi… tapi setelah 1
tahun tidak
ada kabar dari ahmad… aku khawatir dan mencari kabar… RT… kelurahan… sampai
kecamatan… tidak ada kabar… sampai pada saat dimana ada berita bahwa suami ku
meninggal karena di aniyaya majikannya dengan sebab suamiku di tuduh mencuri…
akhirnya ia di bunuh dan sampai saat ini semua tidak tahu dimana mayat suamiku
berada. Aku berteriak… marah…. Kecewa…. Dan pasrah… AYAAAH… APA BUNDHA BILANG
JANGAN PERGI.. INI KORBAN JAMAN… INI KORBAN JAMAN… JAMAN EDAN… EDAN….
EEEEEEDAAAAAAAAAAAAAN…..
TERMENUNG MENUNDUKAN KEPALA KEMBALI SAMBIL TERDENGAR SUARA ISAKAN
TANGIS YANG RINTIH …
Sariti : setelah kematian
suamiku hidup keluargaku entah seprti apa… anak-anak ku tak terurus. Aku hanya
bisa menyesali semua ini… sampai tiba malam dimana fikiran sehat ku di selimuti
bisikan syetan…
Voice : sudah ahiri saja
penderitaan anak-anak mu sariti… bunuh mereka… ( sariti ketakutan )
Sariti : disitulah dimana setan
berhasil membujuk ku dan ku putuskan untuk membunuh anak –
anak ku demi terhapusnya penderitaan mereka… disaat mereka tertidur lelap, aku
mengendap-endap masuk mendekati mereka…. Yang satu berhasil ku tikam dan yang
satunya berteriak… “jangan bu
jangan bu” aku tak memperdulikan teriakannya itu... aku mencekik dan ku potong – potong bagian tubuh
mereka…. Sambil kunyanyikan lagu Indonesia raya ( memutilasi
boneka sambil menyanyi tersendak karena isak tangisnya )
Setelah selesai memutilasi boneka sariti
terduduk memandangi boneka sambil menangis….
VOICE : kenapa harus Indonesia raya lagunya, bukan LAGU GALAU ATAU LAGU CENGENG SAJA. kan jadi ga
asik tahu...
Sariti : hey kalian dari
tadi menggangguku lebih baik kalian diam atau saya bunuh kalian… kalian juga…
kenapa harus Indonesia raya… disitu saya kecewa.. itu bentuk kekecewaanku…
kenapa
di Negara tercinta ku ini, belum ada lapangan pekerjaan yang sedikit menjamin kehidupan
orang miskin seperti kita…. Kenapa…. Kenapa… Negara yang setiap hari senin kita
naikan bendera untuk menghormati dan menjujung tinggi kemerdekaanya… ini yang
dinamakan merdeka… merdeka dari mana?
terkulai dan menangis dan menangis
Sariti : selamat
jalan suami ku sang pejuang devisa,,, semoga tenang anak-anak ku… sekarang
giliranku menyusul kalian…
AKHIRNYA SARITI MENGAHIRI HIDUPNYA DENGAN MENUSUK PISAU KE PERUTNYA DAN MENGAHIRI KISAH INI…
Padus : bernyanyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar